Bermulai dari sebuah sapaan banyak kesan yang terjadi, dan kesan-kesan tersebut berbuah cerita-cerita yang menginsprasi. Ini lah beberapa cerita tentang indah dan pengaruhnya sebuah sapaan.
Berawal dari sebuah sapaan
by unknown
“Ga
usah” jawaban bersahabat dari seorang kenek bis kota kampus itu terus terang
menghadirkan tanda tanya dalam hatiku “kenapa dia tidak mau menerima ongkos itu
?”. Turun di terminal, sobatku yang talkactive itu memulai aksi yang baru,
menghampiri gerobak pedagang air tebu. Bapak itu buru-buru menyodorkan segelas
air tebu es kepadanya, padahal dia belum meminta. Rupanya si bapak sudah
melihat kedatangannya dari jauh. Bukan hari ini saja, seakan-akan setiap hari
selalu ada orang baik untuknya. Kemaren, ketika dia asyik berceloteh dengan
teman-teman sewaktu jam istirahat, seorang ibu yang biasa mengusung dagangannya
dari blok ke blok kelas kuliah memanggilnya. Dengan gembira dia kembali, “nih
satu buat kamu” sambil membawa dua bungkus tahu isi, “dikasih si Ibu” lanjutnya
sambil tersenyum kepada si Ibu yang juga tersenyum dengan bahagia. Belum lagi,
minggu yang lalu dia sukses memindahkan sepiring sate dosen ke tangannya. Aku
berusaha sekuat tenaga menyibak kekuatan yang dimilikinya. Sobatku itu seorang
yang sederhana, tidak kaya, tidak cantik, tidak terlalu berprestasi. Hanya satu
kelebihannya yang tidak dimiliki orang lain. Ya, aku mulai menyadari. Kelebihan
itu juga tidak ada padaku. Dia sangat hobby menyapa orang lain yang berlanjut
dengan obrolan. Anehnya, dia tidak pernah kehabisan bahan. Dari terminal sampai
kampus, sang kenek seakan mendapat tambahan semangat ketika dia ajak ngobrol.
Begitu juga wajah pedagang tebu ketika dia bertanya tentang keadaan isteri dan
anak-anaknya. Aha ! aku juga baru tahu kenapa si ibu rela memberikan tahu
cuma-cuma untuknya. Karena sifatnya yang ramah, dia tidak saja punya teman
sesama fakultas, tapi juga dari fakultas lainnya. Merekalah yang “dipaksa”nya
untuk membeli dagangan si ibu. Masih dengan rasa penasaran, kucoba bertanya
kepada kenek bis yang selalu memberi gratisan kepadanya “ga rugi tuh ?”.
Sungguh terperanjat aku mendengar jawaban knek itu “Wah, ga sebanding mba
dengan jajan yang selalu diberinya untukku”. Aku tidak mencoba bertanya lebih
jauh kepada pedagang air tebu, karena aku sudah menemukan jawabannya. Seperti
kata seorang guru “Orang mendapatkan bukan dari apa yang dimintanya tapi dari
apa yang diberikannya.”
Gadis
Korek Api
By H.C Andersen
Malam Kedelapan
Mendung bergumpal-gumpal di langit dan Rembulan sama
sekali tidak muncul. Aku sangat kesepian di kamarku yang sempit, memandang
langit ke arah rembulan yang biasa menampakan dirinya. Pikiranku melayang pada
sahabat yang acap kali bercerita dan memberikan gambaran kepadaku itu. Apa yang
belum pernah dialaminya? Dia sudah pernah mengarungi banjir yang bergejolak dan
memandangi bahtera, seperti saat ini dia memandangiku, menghibur dunia baru yang
akan muncul. Ketika anak-anak Israel berdiri dan menangis di sungai Babilon,
dia mengintip dengan sedig di sela-sela pohon willow tempat harpa mereka tergantung. Ketika Romeo naik ke atas
balkon dan ciuman para kekasih melayang bagaikan malaikat naik dari bumi menuju
langit, bulan bulat itu tersembunyi di balik pepohonan cemara yang gelap di
udara uang jernih. Di melihat pahlawan St. Helena berdiri di atas batu dan
memandang ke lautan luas tanpa batas, sementara ide-ide hebat bergolak di
dadanya.
Ya, apa yang tak bisa diceritakan bulan kepada kita?
Kehidupan di dunia ini adalah sebuah kisah baginya. Malam ini aku tidak
melihatmu, sahabt-sahabatku! Dan aku tak bisa melukis tanpa kehadiranmu. Namun
saat aku menerawang jauh ke langit, di sana muncullah cahaya bulan itu, tetapi
sesaat kemudian menghilang karena awan hitam telah menggulungnya. Namun,
kemunculannya adalah sebuah sapaan, sapaan ramah di malam hari, dari Rembulan
untukku.
Referensi
Andersen, H.C 2011, Gadis korek apa: dan dongeng-dongeng lainnya; Malam Kedelapan, viewed 15 September 2016
https://books.google.co.id/books?id=leL0CwAAQBAJ&pg=PA201&lpg=PA201&dq=dongeng+dari+sebuah+sapaan&source=bl&ots=RtGOG_FkNh&sig=LFIqSbYSJXMkE2IiCb2_mSRVfP8&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiN88PCpY_PAhVBkpQKHZRNDpcQ6AEIJjAC#v=onepage&q=dongeng%20dari%20sebuah%20sapaan&f=false
Berawal
Dari Sebuah Sapaan (Senyum, Salam, Sapa) 2014, viewed 12 September 2016.
No comments:
Post a Comment