Pondok Ilmu Nusantara

Friday 30 September 2016

Orang Gila Senyum-Senyum



 Aku lihat orang gila di pinggir jalan. Dia tersenyum kepada semua orang. Ada yang jijik, Ada yang melucui, Ada yang iba, Ada pula yang memaki. Namun tak juga sirna senyum itu. Aku iri kepadanya yang dapat senyum dalam segala keadaan. Dengan pakaian yang tidak layak, atap beton jembatan, dan makanan sisaan tetap dia tersenyum dengan level keikhlasan yang sama. Akhirnya, ku hampiri orang gila yang sudah beumur itu dan memberikannya uang 500ribu rupiah, iapun menerima uang itu bersamaan dengan melebar senyumnya.


Ke esokan harinya aku pulang sengaja lewat jalan yang sama, untuk menemui orang gila idolaku itu. Ketika aku sampai pada tempatnya, di jalan itu berdiri belasan orang gila yang senyum-senyum sendiri seperti orang gila idolaku. Aku jadi heran, aku pun hanya berjalan saja melewati mereka semua sampai satu orang memanggil “WOI ! mane 500ribu !”. Senyum mereka hilang. Ini menyadar kan aku, bahwa senyum harus jujur dan ikhlas. Kalau tidak ikhlas nanti jadi gila. 

“Awas, senyum palsu dapat menyebabkan kegilaan, setelah gila baru senyumnya jadi ikhlas”


Oleh : Farie Judhistira Purwaganda

No comments:

Post a Comment